Hal yang sama terjadi juga dengan rumah kelas menengah atas. Walaupun pengembang menambahkan pagar pada paket penjualan, umumnya pagar dibuat dari bahan ala kadarnya. Sehingga di kemudian hari, pemilik rumah harus mengganti pagar yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Dan hasilnya pun setali tiga uang: banyak pagar yang dibuat tidak proporsional dan tidak sesuai dengan desain rumahnya.
Faktor Keamanan
Pertimbangan utama dalam membuat pagar rumah adalah keamanan. Karena itu tinggi pagar acapkali mencerminkan situasi psikologis si empunya rumah, namun juga kondisi objektif keamanan di sekitarnya.
Bila tingkat keamanan lebih diutamakan, orang cenderung mengabaikan proporsi serta aspek keserasian baik antara desain pagar dengan desain rumah maupun lingkungan sekitar.
Ada kecenderungan faktor keamanan dan estetika dalam desain pagar adalah dua faktor yang berbanding terbalik. Semakin tinggi faktor keamanan semakin diabaikanlah faktor keindahan dan keserasian pagar rumah.
Padahal, sebagian besar dari kita mungkin lebih menginginkan rumah tanpa pagar alias rumah taman. Selain terasa lebih lega, aliran udara dan sinar matahari juga dapat lebih optimal.
Namun situasi ini barangkali hanya dapat dinikmati segelintir orang, karena biaya pengamanan lingkungan mungkin jauh lebih mahal. Sebagaimana dirasakan oleh mereka yang tinggal di cluster atau kompleks perumahan taman.
Idealnya tinggi pagar depan rumah adalah sekitar 1,5 meter atau 1/3 dari tinggi fasad rumah satu lantai. Kalau faktor keamanan menjadi pertimbangan sehingga pagar harus lebih tinggi, upayakan bahwa lewat pagar itu udara dan cahaya matahari tetap leluasa.
Serasikan Pagar dengan fasad rumah
Untuk Anda yang sedang mencari insipirasi desain pagar. Faktor utama yang harus Anda perhatikan adalah aspek keserasian antara pagar dan tampak rumah. Pagar yang sedap dipandang mata adalah yang proporsinya tepat, semodel, seirama dengan desain rumah. Lihat contoh gambar desain di samping. Pagar dan rumah yang didesain serasi.
Artinya, kalau rumah Anda mediteranian gunakan pagar yang senada, misalnya dengan mengekspos bata bali disertai lengkungan dengan warna cream. Atau kalau rumah etnik, maksimalkan pemanfaatan batu alam serta kayu.
Keserasian itu didapat dari pemilihan warna yang senada, corak atau ornamen dari material yang sejenis. Jangan sampai terjadi pagar dan rumah seolah berebut perhatian sehingga keduanya malah kehilangan keindahan karena bertabrakan.
Pagar Rumah Minimalis
Prinsip utama dari rumah minimalis adalah bermain dengan bentuk geometris yang simple yaitu bentuk garis vertikal dan horisontal. Meskipun simple, permainan garis vertikal dan horisontal tetap dapat kelihatan indah dan tidak membosankan. Asalkan Anda tahu caranya dan berani membuat eksplorasi.
Eksplorasi itu antara lain dapat dilakukan dengan penciptaan tekstur visual. Yaitu kesan tebal tipis, halus rata, yang timbul karena pola yang dibuat. (Baca penjelasan lebih lengkap tentang tekstur visual di tip 75)
Perhatikan contoh pagar minimalis berikut ini. Permainan bentuk geometris yang simple dan serasi dengan bentuk dan warna rumah, menghasilkan komposisi yang indah.
Material Pagar dan Green Design
Pedagang atau pengrajin pagar rumah umumnya menyediakan material dan contoh desain yang terbatas. Pertimbangan mereka sederhana saja agar harganya dapat terjangkau dan pengerjaannya cepat.
Padahal banyak material bangunan yang tersedia di sekeliling kita memungkinkan untuk berkreasi.
Coba perhatikan contoh di bawah ini. Pemanfaatan satu jenis material yaitu bilah-bilah kayu, batapress dan batu alam yang didesain dengan simple justru menampilkan keindahannya sendiri.
Selain itu pemanfaatan tanaman hias untuk memperindah pagar akan menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang peduli dengan arsitektur hijau alis green design.
Dalam semua hal itu, corak yang simple, dengan satu jenis material saja yang diekspos, pilihan warna, disertai kesadaran untuk membuat desain tekstur visual yang berirama adalah kunci dari desain pagar yang menawan. Lihat gambar di samping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar