Bagian interior yang dimiliki hampir setiap rumah adalah kaca, baik untuk jendela maupun pada pintu. Fungsi awalnya adalah sebagai penahan teriknya sinar matahari. Namun pada masa kini kaca cukup berperan penting pada interior maupun eksterior dalam mempercantik penampilan rumah, karena itu pemilik rumah sering memberi perhatian lebih pada benda satu ini, terutama oleh mereka yang berjiwa seni dan memiliki uang lebih. Kaca yang biasanya terintegrasi dengan kusennya menawarkan beragam mode dan corak yang memberi keleluasaan pemilik rumah.
Kaca yang disebutkan diatas salah satunya adalah kaca patri (dalam bahasa Inggris disebut stained glass atau glass-in-lood dalam bahasa Belanda), merupakan hasil perpaduan seni lukis dan seni patri yang digunakan pada kaca. Kaca yang umumnya berbentuk geometris tertentu, di antaranya segi empat atau lingkaran, dibentuk sedemikian rupa sehingga tampilannya menjadi cantik mengikuti pola tertentu. Pancaran warna yang dihasilkan dari kaca ini semakin cantik jika terkena cahaya matahari.
Ditinjau dari sejarahnya, seni kaca patri merupakan ornamen arsitektur yang berasal dari Eropa. Penggunaan kaca warna pada jendela terutama untuk rumah ibadah gereja dimulai pada pertengahan abad ke-12. Pada zaman Gothik inilah, seni kaca patri ini berada pada puncak kejayaannya. Jauh sebelumnya, teknik pewarnaan pada kaca sudah dikenal di Mesir dan Mesopotamia pada Milenium ke-Tiga sebelum masehi, yang kemudian berkembang pada masa Romawi.
Di Indonesia sebenarnya kita mengenal pula ornamen kaca patri ini, terlihat pada bangunan-bangunan penting zaman dahulu seperti Museum Bank Indonesia, Bangsal Trajumas Yogyakarta, hingga Hotel Oranje di Surabaya. Namun, tidak jelas siapa yang membawa seni kaca patri ini ke Indonesia. Menariknya, sampai paruh pertama abad ke-19 kaca termasuk jenis barang mewah dan sangat mahal, baik di Indonesia maupun di Asia, termasuk China dan Jepang. Dari arsip laporan tahunan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) di Batavia untuk kantor pusat di Amsterdam, terdapat beberapa catatan tentang impor barang-barang kaca dari Belanda atau Eropa. Barang-barang kaca itu untuk dijual atau diberikan sebagai hadiah kepada raja-raja atau sultan-sultan di Indonesia. Namun, VOC lebih banyak menjual atau memasok kaca ke India, China dan Jepang. Pada 1675 VOC sempat memikirkan untuk mendirikan pabrik kaca di Batavia tetapi rencana itu tidak terwujud. Di Indonesia pun, bahan kaca tetap langka sampai awal abad ke-20, kecuali untuk kalangan terbatas. Baru sesudah 1910-an kaca semakin terjangkau dengan impor kaca dari Jepang.
Tahun 1900-an merupakan awal penggunaan kaca patri selain di tempat-tempat ibadah. Pada masa ini kaca patri mulai digunakan untuk bangunan kantor, hotel dan rumah tinggal, terutama bangunan yang bergaya arsitektur art deco. Berbeda dengan kaca patri di rumah-rumah ibadah, penggunaan kaca patri untuk rumah tinggal pada umumnya hanya menempati bidang kecil pada bagian bangunan yang disebut bovenlicht, yaitu jendela kecil yang bisa dibuka tutup. Panel kaca patrinya kecil-kecil dan terpasang pada kusen, agar kaca patri tampak alami maka kusennya juga dipelitur.
Kaca patri memang unik. Kesan transparan kaca patri memberikan nuansa yang indah dengan warna-warni yang dibiaskan. Kaca ini memang dinikmati lebih di dalam ruangan, karena biasanya untuk menikmati sinar menembus kaca ini, kita harus berada di dalam ruangan. Kaca patri dibuat dari potongan-potongan kaca, yang disambungkan dengan logam dan dipatri (cara tradisional untuk menyambungkan logam). Biasanya kaca patri memiliki motif, bisa jadi motif bunga, binatang, atau bentuk-bentuk geometri yang indah. Kaca patri juga sudah banyak dibuat dengan teknologi modern yang canggih.
Namun patri adalah salah satu elemen yang sulit dirawat, terutama bagi mereka yang masih awam. Berikut ini adalah tips yang mungkin bisa digunakan untuk perawatan kaca patri di rumah. Peralatan yang dibutuhkan adalah kain bal/katun, lem silikon, kape (pencungkil) atau benda tajam lainnya seperti pisau atau cutter, sabun colek, dan air bersih.
1. Pertama-tama campur air bersih dengan sabun colek hingga berbusa, kemudian celupkan kain bal. Bersihkan/laburi kaca patri yang ingin dibersihkan dengan air sabun, gosok hingga berbusa, bilas sampai bersih, dan keringkan dengan menggunakan kain kering.
2. Untuk membersihkan noda-noda hitam yang biasa terdapat pada list/bagian pinggir sela-sela kaca, gunakan kape atau benda tajam sejenis. Namun dalam membersihkannya harus hati-hati dan telaten, menekan terlalu keras akan membuat permukaan kape yang tajam menggores lapisan atas kaca patri. Kalau sudah begini tidak bisa lain, kaca tersebut tidak bisa diperbaiki dan harus diganti dengan yang baru.
3. Saat membersihkan, mungkin Anda akan menemui rongga, yang disebabkan oleh memuainya bagian bagian penahan kaca. Tidak perlu kuatir, hal itu sudah biasa dan sering terjadi dalam kurun waktu setiap tiga sampai enam bulan. Untuk mengatasinya (supaya kaca Anda tidak longgar dan bergoyang-goyang), oleskan lem silikon untuk menutup rapat rongga yang dimaksud. Hal ini harus dilakukan secara rutin setiap jangka waktu yang telah disebutkan di atas, karena biasanya perekat yang telah lama akan memudar.
4. Untuk membersihkan sisi kasar dan halus pada kaca tidak jauh berbeda, namun Anda akan mengetahui bahwa membersihkan bagian yang kasar akan lebih mudah mengingat bagian ini tidak/jarang terkena debu.
Seni kaca patri hingga saat ini tidak pernah pudar, malahan selalu dapat disesuaikan dengan gaya desain arsitektur yang sedang trendy. Bila Anda menggunakan jasa arsitek dalam perancangan rumah tinggal dan ingin menggunakan kaca patri, Anda bisa meminta arsitek mendesain ornamen kaca patri tersebut, sehingga sesuai dengan rumah Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar