"Besarnya permintaan konsumsi dalam negeri telah membuat pertumbuhan bisnis properti di negara-negara Asia, tak terkecuali Indonesia, menguat tajam," kata Shaun Di Gregorio, Chief Executive Officer (CEO) iProperti Group, dalam hasil survei yang diperoleh VIVAnews di Jakarta, Rabu malam, 22 Februari 2012.
iProperti Group adalah jaringan website properti di empat negara Asia, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. Lembaga itu menyatakan, penentuan keputusan memiliki properti bagi penduduk Indonesia dan Malaysia dipengaruhi oleh lokasi properti, bukan harga. Berlaku sebaliknya, penduduk di Singapura dan Hong Kong lebih mempertimbangkan harga properti dibandingkan lokasi.
"Pilihan penduduk di negara yang memiliki wilayah luas, yaitu Indonesia dan Malaysia, sangat berbeda dengan Singapura dan Hong Kong yang wilayahnya tak luas," ujar Gregorio.
Dalam survei yang dilakukan terhadap masyarakat rentang usia 26-40 tahun, berprofesi eksekutif dan profesional, menyatakan motivasi pembelian properti di Indonesia lebih banyak dipengaruhi alasan kepemilikan properti pribadi, bukan investasi. Motivasi investasi di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, dan Hong Kong.
Penduduk Malaysia memiliki ketertarikan pada properti sebagai investasi yang dapat dijual kembali. Sedangkan hampir 40 persen penduduk yang menjadi peserta survei di Singapura tertarik pada pendapatan sewa dari properti mereka, meskipun sektor sewa relatif kecil.
Para peserta survei adalah penduduk dengan pendapatan tahunan rumah tangga berada di atas rata-rata pendapatan nasional. Pemilihan ini juga didasarkan pada kemampuan penduduk untuk membeli properti dan melakukan pemilihan berinvestasi di bidang properti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar