Foto: Furnitur built in/ ichalcarper.com
Bila diartikan secara umum, built-in adalah perabotan yang dapat ditanam. Umumnya jenis furnitur ini sudah dirancang menggunakan desain khusus. Ukurannya pun disesuaikan ruangan tempat untuk meletakkan furnitur tersebut, sehingga perabotan ini terlihat seperti ditanam di dalam dinding ruangan.
Menurut arsitek Ari Indra, dalam menempatkan perabotan built-in, yang harus dijadikan patokan adalah kondisi existing dengan memanfaatkan setiap celah yang ada.
Selain dapat memaksimalkan penggunaan ruang,furnitur ini juga bisa dipakai untuk menutupi kekurangan di bagian ruangan tersebut. Furnitur built-in memang bisa sangat menolong tatanan dekorasi di dalam ruangan. Ambil contoh dengan Anda menggunakan jenis furnitur ini sebagai penghias dinding yang sedikit miring atau permukaan lantai yang tidak rata, bakal menjadikan ruangan terlihat lebih baik.
Bila dilihat sepintas mata, furnitur built-in mungkin tampak sedikit merugikan karena model furnitur ini hanya dapat ditampilkan secara permanen dan tidak bisa dipindahkan untuk mengisi ruangan lain. Apalagi jika kebutuhan ruang Anda semakin bertambah, mau tidak mau furnitur yang satu ini harus dibongkar dan tidak terpakai di kemudian hari.
"Kelemahan built-in memang tidak bisa dipindahtempatkan. Tapi, solusinya kita bisa menempatkannya pada area yang tidak berguna. Misalkan sebagai rak buku atau beberapa koleksi aksesori," ujar Ari.
Tidak hanya memiliki kelemahan, jika dicermati, furnitur built-in merupakan solusi untuk memaksimalkan fungsi ruang dengan tidak menyisakan celah sedikit pun.
Contohnya, dengan memanfaatkan ruang sisa di bawah tangga sebagai lemari sehingga bakal memberikan kesan rapi sekaligus dapat memaksimalkan sisa ruangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar